Jumat, 30 Desember 2011

Cahaya




Terang itu semakin redup, tapi gelap tak jadi sempurna, karena cahaya diam-diam datang

Bukan dari makhluk yang hanya diam terantuk dan membuat pintu diketuk kencang

Tapi dari Penciptanya yang dinamis sehingga datang gerimis

Dan pintu terbuka di hari Kamis

Begitu manis…

Sadar … Dan aku pun ingin kembali

Tak hanya susah, senang pun kuikuti

Karena diam-diam kurasakan senang datang

Menang melawan semua yang terkenang

Senin, 19 Desember 2011

Menitipkan Harapan


Ada satu waktu dimana kita bisa merasakan perasaan satu sama lain.
Aku padamu.
Padamu aku.
Kita dekat, dan kerap saling rindu tiap saat.
Tapi ada waktu lain dimana kita tak bisa saling merasakan apa yang bahkan kita  rasakan.
Tak ada kita,
hanya aku,
hanya kamu.
Mengejar jalan masing-masing, yang entah ke mana arahnya. Sekarang kita berada di waktu lain itu. Sadar atau tidak, kembali atau tidak.
Semua ini sederhana saja, berawal dari mimpi. Ketika kau, aku, kita berdua saling mengumbar dan mengejar mimpi itu.
Sadarkah aku bahwa mimpi itu semu? Tak pasti...
Ya, sadar penuh aku tentang hal itu... Segala sesuatu yang tak pasti itu harus dikejar, diusahakan agar bisa tercapai dan menjadi pasti. Mimpiku tak hanya satu, banyak... Satu persatu mimpi itu semakin dekat. Hanya, satu yang kurasakan semakin menjauh.
Kau...
Tapi tak apa, kau masih menjadi satu hal tak pasti bagiku. Besok bisa jadi pasti. Tapi aku tak berharap padamu.
Biarlah Dia yang menjawab...
Kutitipkan harapanku pada-Nya...